Jumat, 25 November 2022

SEJARAH PANCASILA

SEJARAH PANCASILA

Bermula dari kekalahan Jepang pada perang pasifik, mereka kemudian berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dan membentuk sebuah Lembaga yang tugasnya untuk mempersiapkan hal tersebut. Lembaga ini dinamai Dokuritsu Junbi Cosakai. Pada sidang pertamanya di tanggal 29 Mei 1945 yang diadakan di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila), Dalam sidang BPUPKI pertama, yang dibahas adalah dasar negara Indonesia. Kemudian, sidang kedua yang dilaksanakan pada 10-17 Juli 1945 membahas tentang rancangan Undang-Undang Dasar.

Pada sidang pertama BPUPKI, Soepomo, Moh. Yamin, dan Soekarno menyampaikan beberapa usulan tentang falsafah atau dasar negara Indonesia. Penyampaian ini didasarkan pada arahan Ketua BPUPKI, Radjiman Wedyodiningrat pada pidato pembukaan sidang. Radjiman mengatakan bahwa untuk mendirikan negara yang merdeka, maka dibutuhkan suatu dasar negara.

Usulan Dasar Negara Moh. Yamin (29 Mei 1945), Moh. Yamin menyampaikan usulan dasar negara secara tertulis pada ketua sidang dan secara lisan.

Usulan lisan:

1. Peri Kebangsaan.

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan, dan

5. Kesejahteraan Rakyat. 

Usulan tertulis:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan persatuan Indonesia

3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Usulan Dasar Negara Soepomo (31 Mei 1945)

Menurut Soepomo, negara Indonesia merdeka adalah negara yang dapat mempersatukan semua golongan dan paham perseorangan, serta mempersatukan diri dengan berbagai lapisan rakyat. Selanjutnya, di bawah ini usulan dasar negara menurut Soepomo:

1. Persatuan (Unitarisme

2. Kekeluargaan

3. Keseimbangan lahir dan batin

4. Musyawarah

5. Keadilan rakyat.


Soepomo turut menegaskan bahwa negara Indonesia merdeka bukan negara yang menyatukan dirinya dengan golongan terbesar dalam masyarakat serta tidak menyatukan dirinya dengan golongan paling kuat (golongan politik atau ekonomi yang paling kuat).

Usulan Dasar Negara Soekarno (01 Juni 1945)

Soekarno menyampaikan pidato mengenai dasar negara Indonesia merdeka pada 1 Juni 1945. Ia memberikan usulan yang berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung, yaitu fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya demi mendirikan negara yang kekal abadi. Soekarno menyatakan usulan dasar negara dengan sebutan Panca Dharma. Lalu, dengan anjuran para ahli bahasa, rumusan dasar negara yang diusulkan Soekarno ini dinamakan Pancasila, yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasional atau Perikemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial, dan

5. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Hasil usulan dari ketiga tokoh pada sidang BPUPKI tersebut ditampung dan kemudian dibahas lagi pada lingkup kepanitiaan yang lebih kecil. Panitia yang merupakan bentukan BPUPKI tersebut sering dikenal sebagai Panitia Sembilan (22 Juni 1945). Panitia yang beranggotakan sembilan orang ini berhasil merumuskan naskah Rancangan Pembukaan UUD yang dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Adapun rumusan Pancasila yang termaktub dalam Piagam Jakarta:

  1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksan dalam permusaywaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Untuk membahas hasil kerja panitia sembilan, BPUPKI mengadakan sidang yang kedua (10-16 Juli 1945) dan menghasilkan beberapa keputusan, yang meliputi: pertama, kesepakatan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila seperti yang tertuang dalam Piagam Jakarta. Kedua, negara Indonesia berbentuk negara Republik, hsail ini merupakan kesepakatan 55 suara dari 64 orang yang hadir. Ketiga, kesepakatan mengengai wilayah Indonesia yang meliputi wilayah Hindia Belanda, Timor Timur, sampai Malaka (Hasil kesepakatan 39 suara). Dan yang terakhir, pembentukan tiga panitia kecil sebagai: Panitia Perancang UUD, Panitia Ekonomi dan Keuangan, Panitia Pembela Tanah Air. Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia secara resmi memproklamasikan kemerdekaannya. Sehari setelah kemerdekaan, BPUPKI diganti oleh PPKI yang bertujuan untuk menyempurnakan rumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Sidang PPKI yang dilakukan sehari setelah Indonesia merdeka (18 Agustus 1945) terjadi perubahan pada sila pertama yang diusulkan oleh Muhammad Hatta. Sila pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, kemudian diubah menjadi lebih ringkas, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sehingga Pancasila menjadi:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Makna dan arti kiasan

Burung Garuda melambangkan kekuatan, Warna Emas pada burung Garuda melambangkan Kejayaan, Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:

  1. Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke 1]
  2. Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab [sila ke 2]
  3. Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3]
  4. Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan [sila ke-4]
  5. Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia [sila ke-5]

Warna dan Garis hitam tebal

  • Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci.
  • Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa.

Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:

  • Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
  • Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
  • Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
  • Jumlah bulu di leher berjumlah 45.

Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Walupun berbeda beda, tetapi tetap satu jua”.


ARTI LAMBANG BURUNG GARUDA

ARTI LAMBANG BURUNG GARUDA

Berawal dari Indonesia yang belum memiliki lambang negara meski telah 4 tahun merdeka. Akhirnya, pada 20 Desember 1949, Presiden ke-1 RI Sukarno menunjuk Sultan Hamid II sebagai Menteri Negara untuk merancang lambang negara. Sultan Hamid pun kemudian membentuk Panitia Lambang Negara yang diketuai Moh Yamin dan beranggotakan Ki Hajar Dewantara, Mohammad Nasir, MA Pellaupessy, dan Purbatjaraka. Mereka bertugas menyeleksi rancangan lambang negara yang digelar pemerintah. Saat itu, karya Sultan Hamid II dan Moh Yamin lah yang terpilih. Namun, pemerintah menolak rancangan itu lantaran dinilai mengandung simbol-simbol Jepang. Hamid pun lantas membuat rancangan baru. Dia menggambar figur Burung Garuda berdasar masukan Ki Hajar Dewantara yang mengumpulkan gambar mitologi Garuda dari beberapa candi di Nusantara. Rancangannya pun kemudian diterima pemerintah dan pada 11 Februari 1950, Garuda Pancasila ditetapkan sebagai lambang negara Indonesia. Sukarno kemudian menyempurnakan sketsa Garuda Pancasila karya Hamid. Salah satunya mengganti pita merah dalam sketsa dengan pita Bhinneka Tunggal Ika dalam cengkeraman Garuda.

Lambang negara Republik Indonesia adalah burung garuda pancasila yang memiliki arti gambaran burung garuda adalah seekor burung yang kuat, gagah, dan pemberani. Maksudnya adalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kuat, baik mengenai pendiriannya, pandangan hidupnya, persatuan dan kesatuannya. Itulah sebabnya mengapa Bangsa Indonesia menggunakan Burung Raksasa Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara.

Makna Lambang Negara kita :

  1. Lambang Negara diciptakan oleh Panitia Perancang Lambang Negara pada tahun 1950 dan mulai berlakunya pada tanggal 17 Agustus 1950
  2. Burung Garuda Pancasila juga disebut burung raja wali yang berasal dari Irian Jaya
  3. Pada kepala burung Garuda selalu menoleh ke kanan yang melambangkan arah pembangunan negara atau juga mengkiaskan arah kebenaran dan kesucian
  4. Pada lambang Negara selalu diberi warna kuning emas yang mempunyai arti cita-cita Bangsa Indonesia yang mulia yakni yang luhur
  5. Bulu pada sayap burung Garuda berjumlah 17 helai melambangkan tanggal kemerdekaan atau Proklamasi Kemerdekaan Negara
  6. Bulu pada ekor yang berjumlah 8 helai melambangkan bulan Kemerdekaan
  7. Untuk tahun kemerdekaan dikiaskan pada bulu kaki dan leher yang berjumlah 19 dan 45
  8. Pada kaki burung Garuda mencekram pita bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Jari-jari kaki burung Garuda mencengkeram sangat kuat, yang mencerminkan kepribaian bangsa yang kuat pula. Perbedaan terdapat pada bahasa, adat, suku ini adalah tetap satu ialah Indonesia. Tulisan Bhinneka Tungga Ika berasal dari bahasa sansekerta, yang terdapat pada Kitab Sotasoma karangan Mpu Tantular

Pada dada burung Garuda terpampang perisai yang didalamnya terdapat lima gambar, yaitu:

  • Bintang emas segi lima berarti Negara Indonesia mengaku adanya Tuhan, dan terdapat lima agama yang dibenarkan di Indonesia
  • Rantai baja berbentuk lingkaran dan bersegi artinya persaudaraan yang erat
  • Pohon beringin
  • Pohon beringin adalah pohon yang sangat rindang artinya berkumpul untuk bersatu.
  • Kepala Banteng Menunjukkan kekuatan dengan musyawarah untuk mufakat maka keputusan yang kuat
  • Padi dan kapas
  • Padi adalah bahan makanan pokok sedangkan kapas adalah bahan untuk membuat pakaian atau sandang, yang mengandung arti kemakmuran.


ARTI & MAKNA BENDERA MERAH PUTIH

ARTI & MAKNA BENDERA MERAH PUTIH



Sebelum indonesia merdeka, bendera merah putih sudah menjadi lambang kebesaran beberpa kerajaan di indonesia diantaranya yatu kerajaan majapahit,kediri dan sisimangaraja IX. izin kemerdekaan dari Jepang pada 07 September 1944 menjadi latar belakang lahirnya Sang Saka Merah Putih. Pada saat itu Jepang yang masih menduduki Indonesia, berjanji kepada Indonesia untuk memberikan kemerdekaan. Selanjutnya diadakan sidang tidak resmi oleh Chuuoo Sangi In (badan yang membantu pemerintah pendudukan Jepang terdiri dari orang Jepang dan Indonesia). Sidang tersebut diadakan pada tanggal 12 September 1944 dan dipimpin oleh Ir. Soekarno. Sidang tersebut membahas tentang pengaturan pemakaian bendera dan lagu kebangsaan yang sama di seluruh Indonesia. Hasil dari sidang tersebut adalah pembentukan panitia bendera kebangsaan merah putih dan panitia lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Istri dari Ir. Soekarno, Ibu Fatmawati merupakan sosok yang menjahit Sang Saka Merah Putih yang pertama. Beliau menjahit Bendera Merah Putih setelah kembali ke Jakarta bersama keluarga dari pengasingan di Bengkulu. Chaerul Basti diperintahkan oleh Shimizu, kepala barisan propaganda Jepang (Sendenbu) atas permintaan Soekarno, untuk mengambil kain dari gudang di jalan Pintu Air. Kain tersebut kemudian diantarkan ke Kalan Pegangsaan Nomor 56 Jakarta. Bendera Merah Putih berbahan katun halus (setara dengan jenis primissima untuk batik tulis halus), berwarna merah putih, dengan panjang 300cm dan lebar 200cm. Pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, bendera tersebut dikibarkan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud. Pada 13 November 2014, Sang Saka Merah Putih diukur ulang. Pada pengukuran tersebut, ukuran pajang bendera adalah 276cm dan lebarnya 199cm. .

Makna Bendera Sang Saka Merah Putih bagi Indonesia:

  1. Warna merah dan putih yang digunakan dalam bendera RI, memiliki makna yang mendalam bagi negara Indonesia. Makna dari warna merah adalah berani atau keberanian manusia. Warna merah juga melambangkan sebagai warna dasar tubuh manusia, yang dialiri darah sejak lahir.
  2. Warna putih memiliki makna kesucian, yang menggambarkan warna roh manusia yang bersih
  3. Jika digabungkan, warna merah putih yang terdapat pada bendera nasional negara Indonesia ini memiliki banyak makna:
  4. Menurut kaum Austronesia di masa lampau, merah putih memiliki arti langit dan bumi.
  5. Menurut budaya Jawa Kuno, bendera merah putih bermakna sebagai simbol pemersatu lelaki dan perempuan. Bagi negara Indonesia, bendera Sang Saka Merah Putih dijadikan sebagai simbol yang berani dan suci, dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, serta membawa maju negara Indonesia dengan penuh damai di dunia internasional


PRAMUKA PANDEGA

PRAMUKA PANDEGA

Anggota Pramuka yang termasuk dalam golongan ini adalah yang berusia dari 21-25 tahun. Pramuka Pandega memiliki jenis kegiatan yang sama dan dilakukan bersama-sama dengan Pramuka Penegak. Pembinaan Pramuka Pandega dilakukan mulai dari tingkat Gugus depan dalam satuan yang disebut Racana, dan di tingkat Kwartir dapat mengikuti Satuan Karya dan Dewan Kerja.

Pramuka Pandega dihimpun di Gugus depan dalam satuan yang disebut Racana. Racana dikelola oleh Dewan Racana yang terdiri dari anggota racana yang telah dilantik menjadi Pandega. Racana ini dipimpin oleh seorang Ketua, seorang Sekretaris, seorang bendahara, dan seorang Pemangku Adat. Apabila diperlukan racana dapat membentuk satuan terkecil yaitu Reka.

Kegiatan Satuan Pandega

Kegiatan Pramuka Pandega sama dengan kegiatan Pramuka Penegak dan sebagian besar dilaksanakan bersama-sama. Berikut kegiatan Pramuka pandega:

  1. Latihan ketrampilan kepramukaan
  2. Musyawarah (di Dewan Kerja maupun di Racana)
  3. Asah Nalar
  4. Gladian Pimpinan Satuan (Dianpinsat)
  5. Raimuna (Rover Moot)
  6. Perkemahan Wirakarya (Community Development Camp)
  7. Perkemahan Bakti (sama dengan Perkemahan Wirakarya tetapi merupakan acara Satuan Karya)
  8. Jamboree On The Air (JOTA) dan Jamboree On The Internet (JOTI).


PRAMUKA PENEGAK

PRAMUKA PENEGAK

Penegak adalah anggota gerakan Pramuka yang sudah memasuki jenjang umur 16-21 tahun. Disebut Pramuka Penegak karena sesuai dengan kiasan pada masa Penegakan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Tingkatan Pramuka Penegak

Tingkatan dalam Penegak dibedakan sebagai berikut:

  1. Penegak Bantara
  2. Penegak Laksana

Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Penegak disebut Sangga dan Kesatuan dari beberapa Sangga disebut Ambalan. Setiap Sangga beranggotakan 7-10 orang Pramuka Penegak dan dipimpin oleh seorang Pemimpin sangga yang dipilih oleh anggota sangga itu sendiri. Masing- masing Pemimpin sangga ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Sangga Utama yang disebut Pradana. Ambalan yang terdiri dari beberapa sangga tersebut dipimpin oleh seorang Pradana. Setiap Ambalan mempunyai nama yang bermacam- macam, bisa nama pahlawan, tokoh pewayangan dan lain sebagainya.

Kode Kehormatan Pramuka Penegak

Kode kehormatan Pramuka Penegak terdiri dari Janji yang disebut Tri Satya dan ketentuan moral yang disebut Dasa Darma.

Tri Satya

Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh sungguh:

  1. Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Mengamalkan Pancasila
  2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
  3. Menepati Dasa Darma.

Dasa Dharma

  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
  3. Patriot yang sopan dan kesatria
  4. Patuh dan suka bermusyawarah
  5. Rela menolong dan tabah
  6. Rajin, terampil, dan gembira
  7. Hemat, cermat, dan bersahaja
  8. Disiplin, berani, dan setia
  9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
  10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Kegiatan Pramuka Penegak

Kegiatan Pramuka Penegak adalah perwujudan dari sumpah atas Tri Satya dan Dasa Darma.

Beberapa kegiatan Pramuka Penegak sebagai berikut:

  1. Raimuna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional. Kata Raimuna berasal dari bahasa suku Asli di wilayah Yapen Waropen, Papua. Berasal dari kata ''Rai'' dan ''Muna'' yang artinya pertemuan ketua suku dalam suatu forum yang menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan bersama
  2. Gladian Pimpinan Satuan, adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu
  3. Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya
  4. Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler, khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu
  5. Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat
  6. Perkemahan Antar (Peran) Saka, adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka
  7. Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival
  8. Latihan Pengembangan Kepemimpinan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka
  9. Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai pengelolaan Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien
  10. Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk  mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana
  11. Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka
  12. Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang tergabung dalam Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja/kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir
  13. Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya
  14. Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji Trisatya bagi Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang Tahun Pramuka.


PRAMUKA PENGGALANG

PRAMUKA PENGGALANG

Penggalang merupakan tingkatan dalam pramuka setelah siaga yang anggotanya berusia antara 10–15 tahun. Disebut Pramuka Penggalang karena sesuai dengan kiasan pada masa penggalangan perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia menggalang dan mempersatukan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan adanya peristiwa bersejarah berupa konggres pemuda Indonesia yang dikenal dengan ” Soempah Pemoeda” pada tahun 1928.

Tingkatan Pramuka Penggalang

Tingkatan dalam Penggalang dibedakan sebagai berikut:

  1. Ramu
  2. Rakit
  3. Terap.

Tingkatan Penggalang juga memiliki Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kenaikan tingkat atau pendapatkan Tanda Kecapakan Khusus TKK.

Kode Kehormatan Pramuka Penggalang

Kode kehormatan Pramuka Penggalang adalah Tri Satya (tiga kesetiaan anggota Pramuka) dan Dasa Dharma (sepuluh janji Pramuka).

Tri Satya

Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh sungguh:

  1. Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Mengamalkan Pancasila
  2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
  3. Menepati Dasa Dharma.

Dasa Dharma

  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
  3. Patriot yang sopan dan kesatria
  4. Patuh dan suka bermusyawarah
  5. Rela menolong dan tabah
  6. Rajin, terampil, dan gembira
  7. Hemat, cermat, dan bersahaja
  8. Disiplin,berani, dan setia
  9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
  10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.


Sistem Kelompok Satuan Terpisah

Satuan terkecil dalam Penggalang disebut Regu. Setiap regu diketuai oleh seorang Pimpinan Regu (Pinru) yang bertanggung jawab penuh atas regunya tersebut. Di dalam Gugus depan Penggalang yang dapat berisi lebih dari satu regu putra/putri, terdapat peserta didik yang bertugas mengkoordinir regu-regu tersebut, peserta didik itu disebut Pratama (untuk putra) atau Pratami (untuk putri).

Regu dalam penggalang mempunyai nama-nama untuk mengidentifikasi regu tersebut. Nama Regu Putra diambil dari nama binatang, misalnya harimau, kobra, elang, kalajengking, dan sebagainya. Sedangkan nama regu putri diambil dari nama bunga, semisal anggrek, anyelir, mawar, melati.

Kegiatan Pramuka Penggalang

Kegiatan dalam tingkatan penggalang antara lain sebagai berikut:

  1. Jambore, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh Kwartir Gerakan Pramuka dari tingkat yang paling ranting sampai tingkat nasional
  2. Lomba Tingkat, adalah pertemuan regu-regu Pramuka Penggalang dalam bentuk lomba kegiatan kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat gugus depan (LT-I), ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV), nasional (LT-V)
  3. Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru), adalah pertemuan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru) dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru) Penggalang, yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang manajerial dan kepemimpinan
  4. Penjelajahan (Wide Game), adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk mencari jejak (orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan keterampilan kepramukaan seperti morse/semaphore, sandi, tali temali dan sejenisnya
  5. Latihan Bersama, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dari dua atau lebih gugus depan yang berada dalam datu kwartir ranting atau kwartir cabang mapun kwartir daerah dengan tujuan untuk saling tukar menukar pengalaman
  6. Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang dilaksanakan secara reguler, untuk mengevaluasi hasil latihan   di   gugus   depan.   Perkemahan   diselenggarakan   dalam bentuk Persami (Perkemahan Sabtu Minggu), Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu Minggu), atau perkemahan liburan
  7. Gelar (Demonstrasi) Kegiatan Penggalang, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk keterampilan di hadapan masyarakat umum, seperti baris-berbaris, PPPK, gerak dan lagu, membuat konstruksi sederhana dari tongkat/bambu dan tali (pionering), dan sejenisnya
  8. Pameran, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Penggalang kepada masyarakat
  9. Darmawisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu, seperti museum, industri, tempat bersejarah, dan sejenisnya
  10. Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Penggalang
  11. Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreativitas Pramuka Penggalang.


PRAMUKA SIAGA

PRAMUKA SIAGA

Siaga merupakan sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7–10 tahun. Istilah Pramuka Siaga sesuai dengan kiasan pada masa perjuangan bangsa Indonesia, pada saat rakyat Indonesia bersiaga untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908. Lahirnya Budi Utomo menjadi tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.

Kode kehormatan Pramuka Siaga:

Kode Kehormatan Pramuka Siaga ada dua, yaitu Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga).

Dwi Satya

  1. Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga
  2. Setiap hari berbuat kebajikan.

Dwi Dharma

  1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
  2. Siaga berani dan tidak putus asa.

Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat, sehingga dapat menjadi Pramuka Siaga seutuhnya.

Pramuka Siaga

Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut   Barung   dan   satuan   terbesarnya disebut Perindukan. Sebuah Barung beranggotakan paling banyak 10 orang Pramuka Siaga dan dipimpin oleh seorang Ketua Barung yang dipilih oleh Barung itu sendiri. Masing-masing Ketua Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung itu tadi.

Syarat Kecakapan Pramuka Siaga

Syarat Kecakapan Umum

Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU). TKU dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:

  1. Mula
  2. Bantu
  3. Tata.

TKU dapat dikenakan pada lengan baju sebelah kiri di bawah tanda barung. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur (diambil dari kebiasaan para pahlawan terdahulu untuk menandakan pangkat seseorang).

Syarat Kecakapan Khusus

Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK). Khusus TKK tingkat Pramuka Siaga berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang masing-masing sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK dapat dipasang di lengan baju sebelah kanan membentuk setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan puncak menghadap ke bawah.

Kegiatan Pramuka Siaga

Kegiatan dalam tingkatan siaga antara lain sebagai berikut:

  1. Pesta Siaga, adalah pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam atau gabungan dari beberapa bentuk berikut:
  2. Permainan Bersama, adalah kegiatan keterampilan kepramukaan untuk golongan Pramuka Siaga, seperti menyusun puzzle, mencari jejak, permainan kim dan sejenisnya
  3. Pameran Siaga, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Siaga
  4. Pasar Siaga (Bazar), adalah simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga sebagai pedagang, sedangkan pembelinya masyarakat umum
  5. Darma Wisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu yang pada akhir kegiatan Pramuka Siaga harus menceritakan pengalamannya, dalam bentuk lisan maupun tulisan
  6. Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Siaga
  7. Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreativitas Pramuka Siaga
  8. Perkemahan Satu Hari (Persari), adalah perkemahan bagi Pramuka Siaga yang dilaksanakan pada siang hari.


MOTTO DAN ARTI LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

 MOTTO DAN ARTI LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

A. Motto

Motto Gerakan Pramuka adalah

“ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN “

Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain:

1. Menanamkam rasa percaya diri

2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara

3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka

4. Rasa bangga sebagai Pramuka

5. Memiliki budaya kerja yang dilandasi pengabdiannya.

Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka dalam merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari. Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka (misal Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan membuat motto Satuan di satuan masing-masing.

B. Arti Lambang Gerakan Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat tetap. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi Departemen Pertanian yang juga tokoh pramuka. Lambang ini dipergunakan pertama kali sejak tanggal 14 Agustus 1961, ketika Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno menganugrahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia kepada organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden.

Lambang Gerakan Pramuka berbentuk/berupa Silluete Tunas Kelapa. Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.

Arti kiasan

Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:

  • Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).
  • Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet.
  • Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun
  • Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita- cita yang tinggi.
  • Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
  • Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
  • Penggunaan
  • Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka
  • Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.
  • Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila.


KODE KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA

 KODE KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA


Kode Kehormatan Pramuka adalah norma yang berlaku dalam kehidupan pramuka dan menjadi standar tingkah laku pramuka di lingkungan masyarakat. Kode ini merupakan janji dan komitmen diri dalam pendidikan kepramukaan. Ada dua jenis kode kehormatan pramuka, yakni Satya Pramuka serta Darma Pramuka. Satya Pramuka berisikan janji anggota pramuka. Sedangkan Darma Pramuka berisikan tentang ketentuan moral.

A. Dwi Satya

Dwi Satya juga berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ‘Dwi’ adalah dua sedangkan ‘Satya’ adalah kewajiban. Maksudnya adalah dua kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap anggota pramuka. Berikut adalah isi dari Dwi Satya:

1. Berjanji akan bersungguh–sungguh dalam menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga

2. Setiap hari berbuat kebaikan.

B. Dwi Dharma


Dwi Darma mempunyai dua arti yaitu ‘Dwi’ adalah dua, sedangkan ‘Darma’ adalah pengamalan. Jadi pengertian dari Dwi Darma yaitu dua pengamalan anggota pramuka yang harus dilaksanakan dalam kehidupan. Berikut adalah isi dari Dwi Darma:

1. Siaga patuh kepada ayah dan ibunda

2. Siaga berani mengambil sebuah keputusan.

C. Tri Satya

Dalam bahasa Sansekerta ‘Tri’ berarti tiga dan ‘Satya’ berarti kesetiaan, jadi Tri Satya adalah tiga janji sebagai bentuk kesetiaan yang harus dilakukan oleh anggota pramuka. Berikut adalah isi Tri Satya:

1. Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila

2. Menolong sesama makhluk hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat

3. Menepati Dasa Dharma.

D. Dasa Dharma

Dasa Dharma dalam bahasa Sansekerta memiliki dua arti, arti ‘Dasa’ adalah sepuluh dan ‘Dharma’ adalah kewajiban. Oleh karena itu, Dasa Dharma adalah sepuluh kewajiban seorang pramuka yang perlu ditanamkan. Berikut adalah isi Dasa Dharma:

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

3. Patriot yang sopan dan ksatria

4. Patuh dan suka bermusyawarah

5. Rela menolong dan tabah

6. Rajin, terampil, dan gembira

7. Hemat, cermat, dan bersahaja

8. Disiplin, berani, dan setia

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.


Lambang Gerakan Pramuka Indonesia dan Dunia beserta sejarahnya.

Lambang Gerakan Pramuka Indonesia dan Dunia beserta sejarahnya.

1. Gerakan Pramuka Indonesia memiliki Lambang yang Unik, yaitu sebuah Tunas Kelapa. Sosok di balik lambang tunas kelapa adalah Soenardjo Admodipuro, yang merupakan petinggi Departemen Pertanian sekaligus tokoh pramuka pada 1961. Lambang ini pertama kali digunakan pada 14 Agustus 1961, saat Presiden Soekarno menganugerahi Panji Kepramukaan kepada

Gerakan Pramuka lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 tahun 1961. Mulai saat itulah, tunas kelapa ditetapkan sebagai lambang dari Gerakan Pramuka Indonesia. Setelah itu, lambang tunas kelapa ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972. Lambang Gerakan Pramuka merupakan sebuah tanda pengenal organisasi yang sifatnya tetap.

2. Pembentukan kegiatan pramuka sedunia tidak lepas dari pembuatan lambang pramuka itu sendiri.

Dikutip dari buku Panduan Wajib Pramuka Superlengkap yang ditulis oleh Jaenudin & Tini (2016:107), lambang pramuka atau yang disebut dengan The World Organization of the Movement (WOSM) dibentuk pada tahun 1907 oleh Baden-Powell ketika mengadakan perkemahan di pulau Brown-Sea. Pada saat itu Baden-Powell memberikan semangat kepada pesertanya dengan membarikan lencana kepada seluruh peserta yang hadir. Hingga hari ini lambang pramuka masih dipakai untuk memberi semangat. Dikutip dari Buku Panduan Pramuka Siaga yang ditulis oleh Agus & Budi (2015:24), adapun tiga sifat atau ciri khas yang digambarkan dalam lambang tersebut ialah:

a. Nasional, Suatu organisasi yang menyelenggarakan pramuka di suatu negara harus menyesuaikan pendidikan yang diberikan dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara

b. Internasional, Organisasi pramuka di negara manapun harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan sesama manusia tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku, dan bangsa

c. Universal, Kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja. Melalui lambang pramuka ini, setiap anggota pramuka diharapkan dapat mengamalkan dan mempraktekkan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya.


UPACARA DALAM GERAKAN PRAMUKA

 UPACARA DALAM GERAKAN PRAMUKA

Macam-macam Upacara dalam Siaga, Penggalang dan Penegak

       a.      Macam Upacara dalam siaga:

1.     Upacara Pembukaan Latihan
2.     Upacara Penutupan Latihan
3.     Upacara Pelantikan
4.     Upacara Kenaikan
5.     Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
6.     Upacara Pindah ke Golongan Penggalang.

       b.     Macam Upacara dalam Penggalang:

1.   Upacara Pembukaan Latihan
2.     Upacara Penutupan Latihan
3.     Upacara Pelantikan
4.     Upacara Kenaikan Tingkat
5.     Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
6.     Upacara Pindah ke Golongan Pramuka Penegak.

       c.      Macam Upacara dalam Penegak:

1.     Upacara Pembukaan Latihan
2.     Upacara Penutupan Latihan
3.     Upacara Penerimaan Tamu
4.     Upacara Penerimaan Calon
5.     Upacara Pelantikan
6.     Upacara Kenaikan Tingkat
7.     Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
8.     Upacara Pindah ke Golongan ke Racana Pandega.


TATA UPACARA UNTUK PRAMUKA SIAGA

  TATA UPACARA UNTUK PRAMUKA SIAGA


Upacara Pembukaan Latihan Perindukan Siaga:

  1. Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan anggota
  2. Memilih barung terbaik untuk memimpin upacara
  3. Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacara
  4. Pemimpin Upacara memanggil anggota perindukan, untuk membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera
  5. Pembina Upacara (Pembina Siaga) dijemput oleh Pemimpin Upacara dan mengambil tempat di tengah lingkaran menghadap bendera dan pintu upacara
  6. Para Pembantu Pembina Siaga masuk lingkaran upacara
  7. Pemimpin Upacara mengambil bendera untuk dikibarkan
  8. Pada waktu bendera sampai dipintu upacara, semua anggota perindukan   memberi hormat hingga selesai
  9.  Pembina Upacara (Pembina Siaga) membaca Pancasila ditirukan oleh semua anggota
  10. Pemimpin Upacara membaca Dwidarma diikuti oleh semua anggota perindukan
  11. Pemimpin Upacara kembali ke barungnya
  12. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengumumkan hal-hal yang perlu diketahui oleh anggota perindukan
  13.  Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengucapkan doa yang diikuti oleh anggota perindukan
  14. Barisan dibubarkan, anggota perindukan minta diri kepada para Pembina dengan bersalaman.

 Upacara Penutupan Latihan Perindukan Siaga:

  1. Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacara
  2. Pemimpin Upacara memanggil anggota perindukan, untuk membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera
  3. Pembina Upacara (Pembina Siaga) dijemput oleh Pemimpin Upacara dan mengambil tempat di tengah lingkaran menghadap bendera dan pintu upacara
  4. Para Pembantu Pembina Siaga masuk lingkaran upacara
  5. Pemimpin Upacara mengambil tempat di dekat bendera menghadap Pembina Siaga
  6. Pemimpin Upacara memberi hormat kepada Sang Merah Putih, kemudian membawanya keluar tempat upacara (tidak balik kanan)
  7. Pada waktu Sang Merah Putih dibawa keluar, semua anggota perindukan memberi hormat sampai ke pintu upacara
  8. Pemimpin Upacara menggulung dan meletakkan bendera di tempat yang ditentukan, kemudian kembali ke barungnya
  9. Pengumuman dan pesan Pembina Upacara (Pembina Siaga)
  10. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengucapkan doa yang diikuti oleh anggota perindukan
  11. Barisan dibubarkan, anggota perindukan minta diri kepada para Pembina dengan bersalaman.

 Upacara Pelantikan Calon Siaga menjadi Siaga Mula:

  1. Calon Anggota Siaga yang akan dilantik diantar oleh Pemimpin Barungnya
  2. Para Siaga yang sudah dilantik maju satu langkah
  3. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum Siaga Mula antara Pembina Siaga dan calon Siaga
  4. Ucapan janji Dwisatya dituntun Pembina dengan memegang Sang Merah Putih di tiang bendera bersama perindukan yang telah dilantik memberi hormat
  5. Penyematan tanda-tanda diiringi nasehat pembina
  6. Penghormatan kepada Siaga yang baru dilantik dilanjutkan pemberian selamat, kemudian kembali ke tempat masing-masing
  7.  Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan
  8. Pemimpin barung menjemput anggotanya yang telah dilantik
  9. Barisan dibubarkan
  10. Pelantikan sebaiknya diadakan pada hari latihan biasa dan dilaksanakan sesudah upacara pembukaan latihan.

 Upacara Kenaikan Tingkat dari Siaga Mula ke Siaga Bantu atau dari Siaga Bantu ke Siaga Tata:

  1. Siaga yang akan naik tingkat mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Siaga
  2. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah dipenuhi
  3. Pada ucapan janji Dwisatya dengan cara seperti pada pelantikan anggota yang telah dilantik menghormat
  4. Pelepasan tanda kecakapan umum yang lama dan penyematan tanda kecakapan umum yang baru, diiringi nasehat pembina
  5. Penghormatan kepada Siaga yang baru naik tingkat dilanjutkan pemberian selamat, dipimpin oleh Pemimpin Barung Utama (Sulung), kemudian kembali ke tempat masing-masing
  6. Siaga yang naik tingkat kembali ke barungnya
  7. Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan
  8. Barisan dibubarkan diteruskan dengan kegiatan acara latihan.

 Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Siaga:

  1. Siaga yang akan menerima tanda kecakapan khusus mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Siaga
  2. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus antara Pembina dengan Siaga yang akan menerima tanda kecakapan khusus
  3. Penyematan tanda kecakapan khusus oleh Pembina diiringi nasehat secukupnya dan pemberian surat keterangan
  4. Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan
  5. Anggota perindukan memberikan ucapan selamat, kemudian kembali ke barung masing-masing diteruskan dengan acara latihan.

MACAM DAN TATA UPACARA DALAM PRAMUKA PENGGALANG

 MACAM DAN TATA UPACARA DALAM PRAMUKA PENGGALANG

 Upacara Pindah ke Golongan Penggalang:

  1. Di Perindukan Siaga, dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan
  2. Pramuka Siaga yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapan dengan Pembina
  3. Penjelasan Pembina bahwa Pramuka Siaga pindah ke golongan Pramuka Penggalang bukan karena kecakapannya tetapi karena usianya
  4. Pesan Pembina kepada anggota perindukan yang akan pindah
  5. Pramuka Siaga yang akan pindah minta diri kepada teman seperindukan
  6. Pembina mengantar Siaga yang akan pindah ke Pasukan Penggalang yang sudah disiapkan sebelumnya.

Di Pasukan Penggalang dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan:

  1. Penyerahan Siaga dari Pembina Siaga kepada Pembina Penggalang
  2. Penerimaan anggota baru oleh Pembina Penggalang, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di pasukan tersebut
  3. Pembina Siaga kembali ke perindukannya untuk meneruskan acara latihan
  4. Anggota baru diperkenalkan kepada semua anggota pasukan, kemudian diserahkan kepada regu yang sudah siap menerimanya
  5. Ucapan selamat datang dari semua anggota pasukan dilanjutkan dengan acara latihan.
  6. Tata Upacara dalam Pramuka Penggalang


Jalannya upacara pembukaan latihan pasukan penggalang sebagai berikut:

  1. Pemeriksaan kebersihan dan kerapian anggota oleh pratama
  2. Regu petugas menyiapkan perlengkapan upacara
  3. Pratama mengumpulkan anggotanya untuk membentuk angkare di hadapan tiang bendera
  4. Pratama mengecek petugas-petugas upacara. Sesudah selesai lalu menjemput pembina penggalang
  5. Pembina upacara (pembina penggalang) mengambil tempat di hadapan pasukan, para pembantu pembina berada di belakang pembina upacara (pembina penggalang) dalam bentuk bersaf
  6. Sesudah memimpi penghormatan, pratama menyerahkan pasukan penggalang kepada pembina upacara (pembina pengggalang) kemudian kembali ke regunya
  7. Pengibaran Sang Merah Putih
  8. Pembina upacara (pembina penggalang) pembaca pancasila ditirukan oleh anggota pasukan
  9. Pembaca Dasa Darma
  10. Kata pengantar pembina upacara (pembina penggalang) tentang tema latihan dan sebagainya
  11. Pembina upacara (pembina penggalang) memimpin doa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing
  12. Pasukan di serahkan ke pada pratama untuk melanjutkan acara
  13. Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada pembina upacara pembina penggalang
  14. Pembina upacara (pembina penggalang) mengucapkan terima kasih kepada pembantu pembina kemudian siap melaksanakkan latihan.

Tata Upacara Penutupan Latihan Pasukan Penggalang adalah sebagai berikut:

  1. Pemeriksaan kebersihan dan kerapian anggota oleh pratama
  2. Regu petugas menyiapkan perlengkapan upacara
  3. Pertama memanggil anggota pasukan untuk membentuk formasi angkare menghadap tiang bendera
  4. Pembina penggalang dijemput pertama kemudian mengambil tempat dihadapan pasukan diikuti oleh para pembantu Pembina
  5. Sesudah memimpin penghormatan pertama menyerahkan pasukan kepada pembina upacara kemudian kembali keregunya
  6. Petugas bendera menurunkan sang Merah Putih untuk disimpan. Pembina upacara memimpin penghormatan
  7. Pengumuman tentang regu petugas upacara untuk latihan yang akan datang. Dilanjutkan penyerahan pasukan kepada pratama
  8. Pembina memimpin doa
  9. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan Pasukan kepada pembina kemudian membubarkan barisan
  10. Pembina penggalang mengucapkan terima kasih kepada para pembantu pembina kemudian dibubarkan.

Tata Upacara Pelantikan Calon Penggalang menjadi Penggalang dilaksanakan sebagai berikut:

  1. Setelah acara berdoa calon penggalang yang dilantik di antar oleh pemimpin regunya kehadapan pembina penggalang kemudian pengantar kembali ke regunya
  2. Penggalang yang sudah dilantik maju satu langkah
  3. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus antara pembina dan calon yang akan dilantik
  4. Calon yang akan dilantik berdoa diikuti oleh anggota pasukan dipimpin oleh Pembina
  5. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan dari pembina penggalang. Waktu sang Merah Putih masuk ke tempat upacara, pratama memimpin penghormatan
  6. Calon secara suka rela mengucapkan janji Tri Satya dengan tangan kanan memegang ujung sang Merah Putih di tempelkan didada kiri tepat dengan jantung, Pada waktu ucapan janji anggota pasukan hormat dipimpin oleh pratama
  7. Penyematan tanda-tanda disertai nasehat dari pembina penggalang
  8. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada penggalang yang baru di lantik di teruskan pemberian ucapan selamat dari anggota pasukan
  9. Pembina regu menjemput anggotanya yang baru dilantik
  10. Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan
  11. Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina Penggalang.

Tata Upacara Kenaikan Tingkat dari Penggalang Ramu ke Penggalag Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Terap diatur sebagai berikut:

  1. Dilakukan serangkai dengan Upacara Pembukaan Latihan
  2. Penggalang yang akan naik tingkat mengambil tempat berhadapan dengan Pembina
  3. Penggalang Rakit dan atau Penggalang Terap maju satu langkah
  4. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan, antara Pembina dan penggalang yang akan naik tingkat
  5. Petugas bendera membawa Sang Merah Putih ke sebelah kanan depan Pembina Penggalang. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat Upacara, penghormatan dipimpin oleh pratama.
  6. Penggalang yang akan naik tingkat mengulang ucapan janji Trisatya dipimpin Pembina Penggalang (Pada waktu Tri satya diucapkan, anggota pasukan memberi hormat dipimpin oleh Pratama atau Petugas)
  7. Pelepasan tanda kecakapan umum lama dan penyamatan tanda kecakapan baru
  8. Penghormatan pasukan kepada yang baru naik tingkat dipimpin Pratama atau petugas, dilanjutkan pemberian selamat dari anggota pasukan, kemudian kembali ke tempat masing-masing termasuk Penggalang yang naik tingkat
  9. Pembina Penggalang memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
  10. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan
  11. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada Pembina Upacara (Pembina Penggalang) kemudian membubarkan barisan
  12. Pembina mengucapkan terima kasih kepada para pembantu pembina diteruskan dengan acara latihan.

Kepada Penggalang yang telah Memenuhi Syarat Kecakapan Khusus dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan degan cara sebagai berikut:

  1. Penggalang yang akan menerima tanda kecakapan khusus mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Upacara (Pembina Penggalang)
  2. Para penggalang yang telah memiliki tanda kecakapan khusus maju satu langkah
  3. Tanya Jawab tentang syarat-syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi antara Pembina dan Penggalang yang akan menerima tanda itu
  4. Penyamatan tanda kecakapan khusus oleh Pembina Upacara (Pembina Penggalang) disertai nasehat seperlunya dan pemberian surat keterangan
  5. Pratama atau petugas memimpin penghormatan kepada Penggalang yang menerima tanda kecakapan khusus, dilanjutkan dengan pemberian selamat oleh anggota pasukan, kemudian semua kembali ke tempat
  6. Pembina Upacara (Pembina Pengalang) menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara
  7. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada Pembina Upacara (Pembina Upacara mengucapkan terima kasih kepada para pembantu pembina dilanjutkan dengan acara latihan,Pratama membubarkan pasukan.)


MACAM DAN TATA UPACARA PRAMUKA PENEGAK

  MACAM DAN TATA UPACARA PRAMUKA PENEGAK


Bagi Penggalang yang telah Berumur 16 Tahun dan harus dipindahkan ke Golongan Pramuka Penegak dengan cara sebagai berikut:

  1. Dilaksanakan dalam rangka Upacara Pembukaan Latihan Pasukan Penggalang dan Upacara Pembukaan Latihan Penegak
  2. Penggalang yang akan pindah golongan mengambil tempat menghadap Pembina Upacara (Pembina Penggalang)
  3. Nasehat dan Penjelasan Pembina Upacara (Pembina Penggalang) bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usia dan perkembangan jiwanya
  4. Penggalang yang akan pindah golongan undur diri kepada anggota pasukannya
  5. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengantar penggalang yang bersangkutan ke Ambalan Penegak
  6. Serah terima anggota antara Pembina Penggalang dan Pembina Penegak
  7. Pembina Penggalang kembali ke pasukan untuk melanjutkan acara latihannya
  8. Acara peneriamaan di Ambalan disesuaikan dengan adat yang berlaku ambalan itu
  9. Anggota baru diserahkan kepada sangga yang akan menerimanya
  10. Pembina Penegak menyerahkan kembali Ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara latihannya.

Tata Upacara dalam Penegak

Upacara Pembukaan Latihan Ambalan Penegak:

  1. Pemeriksaan Kerapian anggota ambalan oleh Pradana
  2. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
  3. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bershaf
  4. Laporan Pemimpin Sangga kepada Pradana
  5. Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga
  6. Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan
  7. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para pemimpin Sangga
  8. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku
  9. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya
  10. Pembacaan Dasa Darma oleh petugas
  11. Pembina Penegak  atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh anggota ambalan
  12. Pengumuman dari Pradana/Pembina
  13. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
  14. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.

Upacara Penutupan Latihan Ambalan Penegak:

  1. Pemeriksaan Kerapian anggota ambalan oleh Pradana
  2. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bershaf
  3. Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan
  4. Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga
  5. Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah kanan barisan
  6. Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat ambalan yang berlaku
  7. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan
  8. Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas
  9. Pengumuman tentang Sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain- lain
  10. Pradana memimpin doa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing
  11. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak
  12. Pradana membubarkan barisan.

Upacara Penerimaan Tamu:

  1. Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau Pembina. Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan
  2. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan ambalan
  3. Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.

Upacara Penerimaan Calon Penegak:

  1. Pradana mengumpulkan anggota ambalan
  2. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan
  3. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan
  4. Pengantar kata dari Pradana atau Pembina
  5. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak
  6. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat
  7. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon
  8. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan
  9. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.

Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara:

  1. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
  2. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri ke hadapan Pembina Penegak
  3. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri mengenai watak dan kecakapan calon
  4. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya
  5. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota ambalan hormat dipimpin oleh Pradana/Petugas
  6. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon
  7. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
  8. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya
  9. Ucapan   janji   Trisatya   dituntun    oleh    Pembina    Penegak,    dengan jalan memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya. Kemudian disusul dengan penyematan Tanda Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri
  10. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik
  11. Ucapan selamat dari anggota ambalan
  12. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai dilantik untuk kembali ke sangganya.

Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana:

  1. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan
  2. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak
  3. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang bersangkutan
  4. Para pendamping kembali ketempat
  5. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan Penegak Bantara yang akan naik tingkat
  6. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan hormat dipimpin Pradana atau petugas
  7. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan
  8. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya
  9. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan
  10. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Tri Satya dituntun Pembina   memegang   ujung   Sang   Merah   Putih   dengan   tangan kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya
  11. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing
  12. Ucapan selamat dari anggota ambalan
  13. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara.

Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Penegak:

  1. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina
  2. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi
  3. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina
  4. Ucapan selamat dari anggota ambalan
  5. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara.

Upacara Pindah Golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega:

  1. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil ke hadapan Pembina Penegak
  2. Penjelasan Pembina bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usianya
  3. Penegak yang akan pindah undur diri kepada anggota ambalan
  4. Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada Pembina Racana Pandega
  5. Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat racana yang berlaku.


Tokoh Pendiri Gerakan Pramuka Dunia & Indonesia

 Tokoh Pendiri Gerakan Pramuka Dunia & Indonesia

1. Sri Sultan Hamengkubuwono IX diangkat sebagai Bapak Pramuka Indonesia
Perannya dalam Gerakan Pramuka Indonesia sangat besar dan penting. Melansir dari laman digilib.uinsby.ac.id, dirinya terlibat aktif dalam penyatuan organisasi kepanduan, Gerakan Pramuka, dan seluk-beluk pengembangannya di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan Sri Sultan HB IX menjadi salah satu anggota Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terbentuk pada 9 Maret 1961. Bersamaan dengan ditetapkannya Hari Pramuka pada 14 Agustus 1961, Sri Sultan HB IX dilantik menjadi Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) sekaligus Wakil Ketua 1 Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas).

2. Robert Stephenson Smyth Baden Powell adalah Pendiri Gerakan Kepanduan Dunia yang dilahirkan pada 22 Februari 1857 di London, Inggris.
Robert Baden Powell ditetapkan sebagai Bapak Pandu Dunia karena pengalamannya yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris, bernama Boy Scout. Dari pembinaan inilah yang kemudian berkembang menjadi gerakan pramuka. Awal 1908, Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan.

Jenis-jenis Salam Dalam Gerakan Pramuka

 

Jenis-jenis Salam Pramuka

Salam pramuka dapat diartikan sebagai pernyataan hormat antar sesama anggota pramuka.
Salam pramuka terbagi menjadi tiga macam atau jenis, yaitu:

1. Salam Biasa
Salam Pramuka sebagai salam biasa adalah salam pramuka yang diberikan kepada sesama anggota Gerakan Pramuka. Dalam pemberian salam biasa tidak ada ketentuan siapa yang harus memberikan salam pramuka terlebih dahulu.

2. Salam Penghormatan
 
Salam Pramuka sebagai salam penghormatan adalah salam pramuka yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang jabatannya lebih tinggi. Orang atau sesuatu yang dapat diberikan salam penghormatan dengan menggunakan salam pramuka adalah:
a. Bendera Merah Putih saat dikibarkan dan diturunkan
b. Kepala Negara dan wakil kepala negara, para duta negara, panglima tinggi, para menteri, dan pejabat lainnya
c. Jenazah yang sedang diusung atau dikuburkan
d. Lagu kebangsaan Indonesia Raya saat sedang dikumandangkan dalam acara resmi
e. Saat hendak memasuki makam pahlawan.

3. Salam Janji
Salam Pramuka sebagai salam janji adalah salam pramuka yang diberikan kepada anggota Gerakan Pramuka saat sedang dilantik. Pemberian salam ini dilakukan saat anggota yang dilantik mengucapkan Satya Pramuka (Tri Satya atau Dwi Satya). Salam janji juga diberikan saat pengucapan Satya Pramuka dalam acara Ulang Janji.

SEJARAH PRAMUKA PADA MASA PENJAJAHAN & ERA KEMERDEKAAN INDONESIA

 SEJARAH PRAMUKA PADA MASA PENJAJAHAN & ERA KEMERDEKAAN INDONESIA

Sejarah Pramuka Indonesia Masa Penjajahan Belanda

Gerakan kepramukaan ini dibawa oleh Belanda ke Indonesia pada masa kolonial. Didirikan oleh Belanda dengan nama Nederland Indische Padvinders Vereeniging atau NIPV. Dalam bahasa Indonesia dikenal denngan Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda. Beberapa tokoh menganggap organisasi ini bisa membentuk karakter masyarakat yang saat itu masih dijajah. Sehingga beberapa organisasi lain juga didirikan. Kemudian setelah Sumpah Pemuda, kesadaran masyarakat Indonesia semakin meningkat. Hingga beberapa organisasi kepanduan bergabung.

Pada tahun 1930 terbentuk Pandu Pemuda Sumatera (PPS). Tahun 1931 terbentuk Persatuan Antar Pandu Indonesia. Kemudian tahun 1936 berubah nama menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI). BPPKI melakukan kegiatan PERKINO (Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem). Perkemahan inilah yang menjadi cikal bakal pelaksanaan kegiatan Jambore hingga sekarang.

Sejarah Pramuka Indonesia Masa Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang, gerakan Pramuka terus bertahan. Namun, ketika masa Perang Dunia ke-2, tentara Jepang melakukan penyerangan kepada Belanda. Sehingga banyak tokoh kepanduan Indonesia yang ditarik masuk Keibondan, PETA dan Seinendan yang merupakan organisasi bentukan Jepang yang digunakan untuk mendukung tentara Jepang.

Bahkan Jepang juga melarang berdirinya partai dan organisasi rakyat Indonesia. Tidak hanya itu, Jepang menganggap gerakan kepanduan merupakan organisasi berbahaya karena dapat meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia. Meski demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kepanduan Indonesia untuk menjalankan PERKINO II dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia mengusir tentara Jepang.

Sejarah Pramuka Indonesia Era Kemerdekaan

Tidak lama setelah Indonesia Merdeka, yaitu pada tanggal 28 Desember 1945, didirikan Oraganisasi Pandu Rakyat Indonesia di Kota Solo. Organisasi ini ditetapkan sebagai wadah kepanduan dimana anggota kepanduan Indonsia bisa bernaung. Pada tahun 1961, terdapat sekitar 100 organisasi kepanduan di Indonesia yang terbagi menjadi 3 federasi organisasi. Yaitu, Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia, Ikatan Pandu Indonesia, dan Persatuan Putera Puteri Indonesia.

Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1961 Gerakan Pramuka dikenalkan pada masyarakat Indonesia dengan resmi. Oleh sebab itu, Hari Pramuka diperingati setiap tanggal 14 Agustus. Dengan sejarah Pramuka yang sudah dijelaskan tersebut, kita sebagai bagian dari Indonesia diharapkan dapat lebih menghargai organisasi kepanduan di manapun, karena organisasi tersebut memang dapat membentuk karakter setiap orang dan memberikan pengalaman.


SEJARAH PRAMUKA DUNIA & INDONESIA

Sejarah Pramuka di dunia dan Indonesia

Sejarah Pramuka baik di Indonesia maupun di dunia tidak pernah lepas dari Baden Powell selaku Bapak Pandu Sedunia, pendiri gerakan Pramuka. Bermula ketika pria ini melaksanakan perkemahan pertamanya bersama 22 anak laki-laki pada tanggal 25 Juli 1907 di Pulau Brownsea, Inggris. Perkemahan tersebut dilakukan selama 8 hari. Dan segala sesuatu yang terjadi saat itu menjadi dampak yang besar bagi sejarah Pramuka Dunia. Sejak kecil, Baden Powell dikenal seagai anak yang sangat cerdas, lucu dan gembira. Sehingga disukai oleh banyak orang. Bahkan ia juga pintar dalam memainkan beberapa alat musik seperti biola dan piano.

Saat dewasa Baden Powell bergabung dengan Militer Inggris yang memberikan pengalaman sebagai seorang tentara. Sikap militer yang melekat pada dirinya yaitu tegas, disiplin dan terampil inilah yang menjadi ciri khas gerakan Pramuka. Pengalaman-pengalaman yang dialami olehnya, kemudian ditulis dalam buku yang menjadi asal mula munculnya sejarah Pramuka di dunia. Sejarah Pramuka di dunia dimulai ketika Baden Powell mencatat pengalamannya dalam buku Scouting for Boys tahun 1908. Buku itu sengaja dibuat sebagai panduan dalam acara perkemahan yang dirintisnya. Tidak hanya di Inggris, buku ini juga laris di negara-negara lain. Sehingga organisasi-organisasi Pramuka bermunculan yang ditujukan kepada anak laki-laki saja. Pada tahun 1912, bersama Agnes yang merupakan adik perempuan Baden Powell mendirikan organisasi Pramua untuk wanita dengan nama Girl Guides.

Pada tahun 1916, didirikan organisasi Pramuka untuk usia siaga. Organisasi tersebut dinamai CUB (anak serigala). Kemudian tahun 1918, didirikannya Rover Scout yang merupakan kelompok untuk remaja berusia 17 tahun. Dan tahun 1922, Baden Powell kembali mempublikasikan buku Rouvering to Success (Mengembara Menuju Bahagia). Dimana buku tersebut bercerita tentang seorang pemuda yang sesegera mungkin mengayuh perahu sampannya menuju pantai bahagia. Tanggal 30 Juli sampai 8 Agustus 1920 di Olympis Hall, London, sejumlah 800 orang partisipan Pramuka melakukan jambore dunia untuk pertama kalinya. Jambore ini diikuti oleh 34 negara. Dan dalam acara tersebut, Baden Powell dinobatkan sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World). Dan di tahun yang sama dibentuk pula Dewan Internasional organisasi Pramuka yang beranggotakan 9 orang. Dimana Kota London merupakan kantor kesekrariatan Pramuka sedunia. Yang kemudian dipindahkan ke Ottawa, Kanada tahun 1958 dan berpindah lagi ke Geneva, Swiss tahun 1968.

Sejarah Pramuka di Indonesia dimulai dengan pasang surut dalam aktivitas organisasi. Dimana pada saat itu Indonesia masih berada dalam masa penjajahan.Sehingga Indonesia dikenal dengan tiga masa Pramuka. Yaitu Gerakan Pramuka pada Masa Penjajahan Belanda, Gerakan Pramuka pada Masa Penjajahan Jepang dan Gerakan Indonesia setelah Indonesia Merdeka.


SEJARAH PANCASILA

SEJARAH PANCASILA Bermula dari kekalahan Jepang pada perang pasifik, mereka kemudian berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan...