Jumat, 25 November 2022

SEJARAH PANCASILA

SEJARAH PANCASILA

Bermula dari kekalahan Jepang pada perang pasifik, mereka kemudian berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dan membentuk sebuah Lembaga yang tugasnya untuk mempersiapkan hal tersebut. Lembaga ini dinamai Dokuritsu Junbi Cosakai. Pada sidang pertamanya di tanggal 29 Mei 1945 yang diadakan di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila), Dalam sidang BPUPKI pertama, yang dibahas adalah dasar negara Indonesia. Kemudian, sidang kedua yang dilaksanakan pada 10-17 Juli 1945 membahas tentang rancangan Undang-Undang Dasar.

Pada sidang pertama BPUPKI, Soepomo, Moh. Yamin, dan Soekarno menyampaikan beberapa usulan tentang falsafah atau dasar negara Indonesia. Penyampaian ini didasarkan pada arahan Ketua BPUPKI, Radjiman Wedyodiningrat pada pidato pembukaan sidang. Radjiman mengatakan bahwa untuk mendirikan negara yang merdeka, maka dibutuhkan suatu dasar negara.

Usulan Dasar Negara Moh. Yamin (29 Mei 1945), Moh. Yamin menyampaikan usulan dasar negara secara tertulis pada ketua sidang dan secara lisan.

Usulan lisan:

1. Peri Kebangsaan.

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan, dan

5. Kesejahteraan Rakyat. 

Usulan tertulis:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan persatuan Indonesia

3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Usulan Dasar Negara Soepomo (31 Mei 1945)

Menurut Soepomo, negara Indonesia merdeka adalah negara yang dapat mempersatukan semua golongan dan paham perseorangan, serta mempersatukan diri dengan berbagai lapisan rakyat. Selanjutnya, di bawah ini usulan dasar negara menurut Soepomo:

1. Persatuan (Unitarisme

2. Kekeluargaan

3. Keseimbangan lahir dan batin

4. Musyawarah

5. Keadilan rakyat.


Soepomo turut menegaskan bahwa negara Indonesia merdeka bukan negara yang menyatukan dirinya dengan golongan terbesar dalam masyarakat serta tidak menyatukan dirinya dengan golongan paling kuat (golongan politik atau ekonomi yang paling kuat).

Usulan Dasar Negara Soekarno (01 Juni 1945)

Soekarno menyampaikan pidato mengenai dasar negara Indonesia merdeka pada 1 Juni 1945. Ia memberikan usulan yang berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung, yaitu fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya demi mendirikan negara yang kekal abadi. Soekarno menyatakan usulan dasar negara dengan sebutan Panca Dharma. Lalu, dengan anjuran para ahli bahasa, rumusan dasar negara yang diusulkan Soekarno ini dinamakan Pancasila, yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasional atau Perikemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial, dan

5. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Hasil usulan dari ketiga tokoh pada sidang BPUPKI tersebut ditampung dan kemudian dibahas lagi pada lingkup kepanitiaan yang lebih kecil. Panitia yang merupakan bentukan BPUPKI tersebut sering dikenal sebagai Panitia Sembilan (22 Juni 1945). Panitia yang beranggotakan sembilan orang ini berhasil merumuskan naskah Rancangan Pembukaan UUD yang dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Adapun rumusan Pancasila yang termaktub dalam Piagam Jakarta:

  1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksan dalam permusaywaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Untuk membahas hasil kerja panitia sembilan, BPUPKI mengadakan sidang yang kedua (10-16 Juli 1945) dan menghasilkan beberapa keputusan, yang meliputi: pertama, kesepakatan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila seperti yang tertuang dalam Piagam Jakarta. Kedua, negara Indonesia berbentuk negara Republik, hsail ini merupakan kesepakatan 55 suara dari 64 orang yang hadir. Ketiga, kesepakatan mengengai wilayah Indonesia yang meliputi wilayah Hindia Belanda, Timor Timur, sampai Malaka (Hasil kesepakatan 39 suara). Dan yang terakhir, pembentukan tiga panitia kecil sebagai: Panitia Perancang UUD, Panitia Ekonomi dan Keuangan, Panitia Pembela Tanah Air. Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia secara resmi memproklamasikan kemerdekaannya. Sehari setelah kemerdekaan, BPUPKI diganti oleh PPKI yang bertujuan untuk menyempurnakan rumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Sidang PPKI yang dilakukan sehari setelah Indonesia merdeka (18 Agustus 1945) terjadi perubahan pada sila pertama yang diusulkan oleh Muhammad Hatta. Sila pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, kemudian diubah menjadi lebih ringkas, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sehingga Pancasila menjadi:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Makna dan arti kiasan

Burung Garuda melambangkan kekuatan, Warna Emas pada burung Garuda melambangkan Kejayaan, Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:

  1. Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke 1]
  2. Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab [sila ke 2]
  3. Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3]
  4. Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan [sila ke-4]
  5. Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia [sila ke-5]

Warna dan Garis hitam tebal

  • Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci.
  • Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa.

Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:

  • Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
  • Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
  • Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
  • Jumlah bulu di leher berjumlah 45.

Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Walupun berbeda beda, tetapi tetap satu jua”.


ARTI LAMBANG BURUNG GARUDA

ARTI LAMBANG BURUNG GARUDA

Berawal dari Indonesia yang belum memiliki lambang negara meski telah 4 tahun merdeka. Akhirnya, pada 20 Desember 1949, Presiden ke-1 RI Sukarno menunjuk Sultan Hamid II sebagai Menteri Negara untuk merancang lambang negara. Sultan Hamid pun kemudian membentuk Panitia Lambang Negara yang diketuai Moh Yamin dan beranggotakan Ki Hajar Dewantara, Mohammad Nasir, MA Pellaupessy, dan Purbatjaraka. Mereka bertugas menyeleksi rancangan lambang negara yang digelar pemerintah. Saat itu, karya Sultan Hamid II dan Moh Yamin lah yang terpilih. Namun, pemerintah menolak rancangan itu lantaran dinilai mengandung simbol-simbol Jepang. Hamid pun lantas membuat rancangan baru. Dia menggambar figur Burung Garuda berdasar masukan Ki Hajar Dewantara yang mengumpulkan gambar mitologi Garuda dari beberapa candi di Nusantara. Rancangannya pun kemudian diterima pemerintah dan pada 11 Februari 1950, Garuda Pancasila ditetapkan sebagai lambang negara Indonesia. Sukarno kemudian menyempurnakan sketsa Garuda Pancasila karya Hamid. Salah satunya mengganti pita merah dalam sketsa dengan pita Bhinneka Tunggal Ika dalam cengkeraman Garuda.

Lambang negara Republik Indonesia adalah burung garuda pancasila yang memiliki arti gambaran burung garuda adalah seekor burung yang kuat, gagah, dan pemberani. Maksudnya adalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kuat, baik mengenai pendiriannya, pandangan hidupnya, persatuan dan kesatuannya. Itulah sebabnya mengapa Bangsa Indonesia menggunakan Burung Raksasa Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara.

Makna Lambang Negara kita :

  1. Lambang Negara diciptakan oleh Panitia Perancang Lambang Negara pada tahun 1950 dan mulai berlakunya pada tanggal 17 Agustus 1950
  2. Burung Garuda Pancasila juga disebut burung raja wali yang berasal dari Irian Jaya
  3. Pada kepala burung Garuda selalu menoleh ke kanan yang melambangkan arah pembangunan negara atau juga mengkiaskan arah kebenaran dan kesucian
  4. Pada lambang Negara selalu diberi warna kuning emas yang mempunyai arti cita-cita Bangsa Indonesia yang mulia yakni yang luhur
  5. Bulu pada sayap burung Garuda berjumlah 17 helai melambangkan tanggal kemerdekaan atau Proklamasi Kemerdekaan Negara
  6. Bulu pada ekor yang berjumlah 8 helai melambangkan bulan Kemerdekaan
  7. Untuk tahun kemerdekaan dikiaskan pada bulu kaki dan leher yang berjumlah 19 dan 45
  8. Pada kaki burung Garuda mencekram pita bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Jari-jari kaki burung Garuda mencengkeram sangat kuat, yang mencerminkan kepribaian bangsa yang kuat pula. Perbedaan terdapat pada bahasa, adat, suku ini adalah tetap satu ialah Indonesia. Tulisan Bhinneka Tungga Ika berasal dari bahasa sansekerta, yang terdapat pada Kitab Sotasoma karangan Mpu Tantular

Pada dada burung Garuda terpampang perisai yang didalamnya terdapat lima gambar, yaitu:

  • Bintang emas segi lima berarti Negara Indonesia mengaku adanya Tuhan, dan terdapat lima agama yang dibenarkan di Indonesia
  • Rantai baja berbentuk lingkaran dan bersegi artinya persaudaraan yang erat
  • Pohon beringin
  • Pohon beringin adalah pohon yang sangat rindang artinya berkumpul untuk bersatu.
  • Kepala Banteng Menunjukkan kekuatan dengan musyawarah untuk mufakat maka keputusan yang kuat
  • Padi dan kapas
  • Padi adalah bahan makanan pokok sedangkan kapas adalah bahan untuk membuat pakaian atau sandang, yang mengandung arti kemakmuran.


ARTI & MAKNA BENDERA MERAH PUTIH

ARTI & MAKNA BENDERA MERAH PUTIH



Sebelum indonesia merdeka, bendera merah putih sudah menjadi lambang kebesaran beberpa kerajaan di indonesia diantaranya yatu kerajaan majapahit,kediri dan sisimangaraja IX. izin kemerdekaan dari Jepang pada 07 September 1944 menjadi latar belakang lahirnya Sang Saka Merah Putih. Pada saat itu Jepang yang masih menduduki Indonesia, berjanji kepada Indonesia untuk memberikan kemerdekaan. Selanjutnya diadakan sidang tidak resmi oleh Chuuoo Sangi In (badan yang membantu pemerintah pendudukan Jepang terdiri dari orang Jepang dan Indonesia). Sidang tersebut diadakan pada tanggal 12 September 1944 dan dipimpin oleh Ir. Soekarno. Sidang tersebut membahas tentang pengaturan pemakaian bendera dan lagu kebangsaan yang sama di seluruh Indonesia. Hasil dari sidang tersebut adalah pembentukan panitia bendera kebangsaan merah putih dan panitia lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Istri dari Ir. Soekarno, Ibu Fatmawati merupakan sosok yang menjahit Sang Saka Merah Putih yang pertama. Beliau menjahit Bendera Merah Putih setelah kembali ke Jakarta bersama keluarga dari pengasingan di Bengkulu. Chaerul Basti diperintahkan oleh Shimizu, kepala barisan propaganda Jepang (Sendenbu) atas permintaan Soekarno, untuk mengambil kain dari gudang di jalan Pintu Air. Kain tersebut kemudian diantarkan ke Kalan Pegangsaan Nomor 56 Jakarta. Bendera Merah Putih berbahan katun halus (setara dengan jenis primissima untuk batik tulis halus), berwarna merah putih, dengan panjang 300cm dan lebar 200cm. Pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, bendera tersebut dikibarkan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud. Pada 13 November 2014, Sang Saka Merah Putih diukur ulang. Pada pengukuran tersebut, ukuran pajang bendera adalah 276cm dan lebarnya 199cm. .

Makna Bendera Sang Saka Merah Putih bagi Indonesia:

  1. Warna merah dan putih yang digunakan dalam bendera RI, memiliki makna yang mendalam bagi negara Indonesia. Makna dari warna merah adalah berani atau keberanian manusia. Warna merah juga melambangkan sebagai warna dasar tubuh manusia, yang dialiri darah sejak lahir.
  2. Warna putih memiliki makna kesucian, yang menggambarkan warna roh manusia yang bersih
  3. Jika digabungkan, warna merah putih yang terdapat pada bendera nasional negara Indonesia ini memiliki banyak makna:
  4. Menurut kaum Austronesia di masa lampau, merah putih memiliki arti langit dan bumi.
  5. Menurut budaya Jawa Kuno, bendera merah putih bermakna sebagai simbol pemersatu lelaki dan perempuan. Bagi negara Indonesia, bendera Sang Saka Merah Putih dijadikan sebagai simbol yang berani dan suci, dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, serta membawa maju negara Indonesia dengan penuh damai di dunia internasional


PRAMUKA PANDEGA

PRAMUKA PANDEGA

Anggota Pramuka yang termasuk dalam golongan ini adalah yang berusia dari 21-25 tahun. Pramuka Pandega memiliki jenis kegiatan yang sama dan dilakukan bersama-sama dengan Pramuka Penegak. Pembinaan Pramuka Pandega dilakukan mulai dari tingkat Gugus depan dalam satuan yang disebut Racana, dan di tingkat Kwartir dapat mengikuti Satuan Karya dan Dewan Kerja.

Pramuka Pandega dihimpun di Gugus depan dalam satuan yang disebut Racana. Racana dikelola oleh Dewan Racana yang terdiri dari anggota racana yang telah dilantik menjadi Pandega. Racana ini dipimpin oleh seorang Ketua, seorang Sekretaris, seorang bendahara, dan seorang Pemangku Adat. Apabila diperlukan racana dapat membentuk satuan terkecil yaitu Reka.

Kegiatan Satuan Pandega

Kegiatan Pramuka Pandega sama dengan kegiatan Pramuka Penegak dan sebagian besar dilaksanakan bersama-sama. Berikut kegiatan Pramuka pandega:

  1. Latihan ketrampilan kepramukaan
  2. Musyawarah (di Dewan Kerja maupun di Racana)
  3. Asah Nalar
  4. Gladian Pimpinan Satuan (Dianpinsat)
  5. Raimuna (Rover Moot)
  6. Perkemahan Wirakarya (Community Development Camp)
  7. Perkemahan Bakti (sama dengan Perkemahan Wirakarya tetapi merupakan acara Satuan Karya)
  8. Jamboree On The Air (JOTA) dan Jamboree On The Internet (JOTI).


PRAMUKA PENEGAK

PRAMUKA PENEGAK

Penegak adalah anggota gerakan Pramuka yang sudah memasuki jenjang umur 16-21 tahun. Disebut Pramuka Penegak karena sesuai dengan kiasan pada masa Penegakan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Tingkatan Pramuka Penegak

Tingkatan dalam Penegak dibedakan sebagai berikut:

  1. Penegak Bantara
  2. Penegak Laksana

Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Penegak disebut Sangga dan Kesatuan dari beberapa Sangga disebut Ambalan. Setiap Sangga beranggotakan 7-10 orang Pramuka Penegak dan dipimpin oleh seorang Pemimpin sangga yang dipilih oleh anggota sangga itu sendiri. Masing- masing Pemimpin sangga ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Sangga Utama yang disebut Pradana. Ambalan yang terdiri dari beberapa sangga tersebut dipimpin oleh seorang Pradana. Setiap Ambalan mempunyai nama yang bermacam- macam, bisa nama pahlawan, tokoh pewayangan dan lain sebagainya.

Kode Kehormatan Pramuka Penegak

Kode kehormatan Pramuka Penegak terdiri dari Janji yang disebut Tri Satya dan ketentuan moral yang disebut Dasa Darma.

Tri Satya

Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh sungguh:

  1. Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Mengamalkan Pancasila
  2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
  3. Menepati Dasa Darma.

Dasa Dharma

  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
  3. Patriot yang sopan dan kesatria
  4. Patuh dan suka bermusyawarah
  5. Rela menolong dan tabah
  6. Rajin, terampil, dan gembira
  7. Hemat, cermat, dan bersahaja
  8. Disiplin, berani, dan setia
  9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
  10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Kegiatan Pramuka Penegak

Kegiatan Pramuka Penegak adalah perwujudan dari sumpah atas Tri Satya dan Dasa Darma.

Beberapa kegiatan Pramuka Penegak sebagai berikut:

  1. Raimuna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional. Kata Raimuna berasal dari bahasa suku Asli di wilayah Yapen Waropen, Papua. Berasal dari kata ''Rai'' dan ''Muna'' yang artinya pertemuan ketua suku dalam suatu forum yang menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan bersama
  2. Gladian Pimpinan Satuan, adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu
  3. Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya
  4. Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler, khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu
  5. Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat
  6. Perkemahan Antar (Peran) Saka, adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka
  7. Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival
  8. Latihan Pengembangan Kepemimpinan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka
  9. Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai pengelolaan Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien
  10. Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk  mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana
  11. Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka
  12. Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang tergabung dalam Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja/kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir
  13. Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya
  14. Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji Trisatya bagi Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang Tahun Pramuka.


PRAMUKA PENGGALANG

PRAMUKA PENGGALANG

Penggalang merupakan tingkatan dalam pramuka setelah siaga yang anggotanya berusia antara 10–15 tahun. Disebut Pramuka Penggalang karena sesuai dengan kiasan pada masa penggalangan perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia menggalang dan mempersatukan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan adanya peristiwa bersejarah berupa konggres pemuda Indonesia yang dikenal dengan ” Soempah Pemoeda” pada tahun 1928.

Tingkatan Pramuka Penggalang

Tingkatan dalam Penggalang dibedakan sebagai berikut:

  1. Ramu
  2. Rakit
  3. Terap.

Tingkatan Penggalang juga memiliki Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kenaikan tingkat atau pendapatkan Tanda Kecapakan Khusus TKK.

Kode Kehormatan Pramuka Penggalang

Kode kehormatan Pramuka Penggalang adalah Tri Satya (tiga kesetiaan anggota Pramuka) dan Dasa Dharma (sepuluh janji Pramuka).

Tri Satya

Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh sungguh:

  1. Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Mengamalkan Pancasila
  2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
  3. Menepati Dasa Dharma.

Dasa Dharma

  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
  3. Patriot yang sopan dan kesatria
  4. Patuh dan suka bermusyawarah
  5. Rela menolong dan tabah
  6. Rajin, terampil, dan gembira
  7. Hemat, cermat, dan bersahaja
  8. Disiplin,berani, dan setia
  9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
  10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.


Sistem Kelompok Satuan Terpisah

Satuan terkecil dalam Penggalang disebut Regu. Setiap regu diketuai oleh seorang Pimpinan Regu (Pinru) yang bertanggung jawab penuh atas regunya tersebut. Di dalam Gugus depan Penggalang yang dapat berisi lebih dari satu regu putra/putri, terdapat peserta didik yang bertugas mengkoordinir regu-regu tersebut, peserta didik itu disebut Pratama (untuk putra) atau Pratami (untuk putri).

Regu dalam penggalang mempunyai nama-nama untuk mengidentifikasi regu tersebut. Nama Regu Putra diambil dari nama binatang, misalnya harimau, kobra, elang, kalajengking, dan sebagainya. Sedangkan nama regu putri diambil dari nama bunga, semisal anggrek, anyelir, mawar, melati.

Kegiatan Pramuka Penggalang

Kegiatan dalam tingkatan penggalang antara lain sebagai berikut:

  1. Jambore, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh Kwartir Gerakan Pramuka dari tingkat yang paling ranting sampai tingkat nasional
  2. Lomba Tingkat, adalah pertemuan regu-regu Pramuka Penggalang dalam bentuk lomba kegiatan kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat gugus depan (LT-I), ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV), nasional (LT-V)
  3. Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru), adalah pertemuan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru) dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru) Penggalang, yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang manajerial dan kepemimpinan
  4. Penjelajahan (Wide Game), adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk mencari jejak (orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan keterampilan kepramukaan seperti morse/semaphore, sandi, tali temali dan sejenisnya
  5. Latihan Bersama, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dari dua atau lebih gugus depan yang berada dalam datu kwartir ranting atau kwartir cabang mapun kwartir daerah dengan tujuan untuk saling tukar menukar pengalaman
  6. Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang dilaksanakan secara reguler, untuk mengevaluasi hasil latihan   di   gugus   depan.   Perkemahan   diselenggarakan   dalam bentuk Persami (Perkemahan Sabtu Minggu), Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu Minggu), atau perkemahan liburan
  7. Gelar (Demonstrasi) Kegiatan Penggalang, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk keterampilan di hadapan masyarakat umum, seperti baris-berbaris, PPPK, gerak dan lagu, membuat konstruksi sederhana dari tongkat/bambu dan tali (pionering), dan sejenisnya
  8. Pameran, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Penggalang kepada masyarakat
  9. Darmawisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu, seperti museum, industri, tempat bersejarah, dan sejenisnya
  10. Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Penggalang
  11. Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreativitas Pramuka Penggalang.


PRAMUKA SIAGA

PRAMUKA SIAGA

Siaga merupakan sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7–10 tahun. Istilah Pramuka Siaga sesuai dengan kiasan pada masa perjuangan bangsa Indonesia, pada saat rakyat Indonesia bersiaga untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908. Lahirnya Budi Utomo menjadi tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.

Kode kehormatan Pramuka Siaga:

Kode Kehormatan Pramuka Siaga ada dua, yaitu Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga).

Dwi Satya

  1. Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga
  2. Setiap hari berbuat kebajikan.

Dwi Dharma

  1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
  2. Siaga berani dan tidak putus asa.

Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat, sehingga dapat menjadi Pramuka Siaga seutuhnya.

Pramuka Siaga

Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut   Barung   dan   satuan   terbesarnya disebut Perindukan. Sebuah Barung beranggotakan paling banyak 10 orang Pramuka Siaga dan dipimpin oleh seorang Ketua Barung yang dipilih oleh Barung itu sendiri. Masing-masing Ketua Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung itu tadi.

Syarat Kecakapan Pramuka Siaga

Syarat Kecakapan Umum

Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU). TKU dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:

  1. Mula
  2. Bantu
  3. Tata.

TKU dapat dikenakan pada lengan baju sebelah kiri di bawah tanda barung. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur (diambil dari kebiasaan para pahlawan terdahulu untuk menandakan pangkat seseorang).

Syarat Kecakapan Khusus

Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK). Khusus TKK tingkat Pramuka Siaga berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang masing-masing sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK dapat dipasang di lengan baju sebelah kanan membentuk setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan puncak menghadap ke bawah.

Kegiatan Pramuka Siaga

Kegiatan dalam tingkatan siaga antara lain sebagai berikut:

  1. Pesta Siaga, adalah pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam atau gabungan dari beberapa bentuk berikut:
  2. Permainan Bersama, adalah kegiatan keterampilan kepramukaan untuk golongan Pramuka Siaga, seperti menyusun puzzle, mencari jejak, permainan kim dan sejenisnya
  3. Pameran Siaga, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Siaga
  4. Pasar Siaga (Bazar), adalah simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga sebagai pedagang, sedangkan pembelinya masyarakat umum
  5. Darma Wisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu yang pada akhir kegiatan Pramuka Siaga harus menceritakan pengalamannya, dalam bentuk lisan maupun tulisan
  6. Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Siaga
  7. Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreativitas Pramuka Siaga
  8. Perkemahan Satu Hari (Persari), adalah perkemahan bagi Pramuka Siaga yang dilaksanakan pada siang hari.


SEJARAH PANCASILA

SEJARAH PANCASILA Bermula dari kekalahan Jepang pada perang pasifik, mereka kemudian berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan...