Jumat, 25 November 2022

MOTTO DAN ARTI LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

 MOTTO DAN ARTI LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

A. Motto

Motto Gerakan Pramuka adalah

“ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN “

Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain:

1. Menanamkam rasa percaya diri

2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara

3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka

4. Rasa bangga sebagai Pramuka

5. Memiliki budaya kerja yang dilandasi pengabdiannya.

Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka dalam merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari. Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka (misal Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan membuat motto Satuan di satuan masing-masing.

B. Arti Lambang Gerakan Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat tetap. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi Departemen Pertanian yang juga tokoh pramuka. Lambang ini dipergunakan pertama kali sejak tanggal 14 Agustus 1961, ketika Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno menganugrahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia kepada organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden.

Lambang Gerakan Pramuka berbentuk/berupa Silluete Tunas Kelapa. Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.

Arti kiasan

Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:

  • Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).
  • Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet.
  • Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun
  • Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita- cita yang tinggi.
  • Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
  • Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
  • Penggunaan
  • Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka
  • Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.
  • Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila.


KODE KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA

 KODE KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA


Kode Kehormatan Pramuka adalah norma yang berlaku dalam kehidupan pramuka dan menjadi standar tingkah laku pramuka di lingkungan masyarakat. Kode ini merupakan janji dan komitmen diri dalam pendidikan kepramukaan. Ada dua jenis kode kehormatan pramuka, yakni Satya Pramuka serta Darma Pramuka. Satya Pramuka berisikan janji anggota pramuka. Sedangkan Darma Pramuka berisikan tentang ketentuan moral.

A. Dwi Satya

Dwi Satya juga berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ‘Dwi’ adalah dua sedangkan ‘Satya’ adalah kewajiban. Maksudnya adalah dua kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap anggota pramuka. Berikut adalah isi dari Dwi Satya:

1. Berjanji akan bersungguh–sungguh dalam menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga

2. Setiap hari berbuat kebaikan.

B. Dwi Dharma


Dwi Darma mempunyai dua arti yaitu ‘Dwi’ adalah dua, sedangkan ‘Darma’ adalah pengamalan. Jadi pengertian dari Dwi Darma yaitu dua pengamalan anggota pramuka yang harus dilaksanakan dalam kehidupan. Berikut adalah isi dari Dwi Darma:

1. Siaga patuh kepada ayah dan ibunda

2. Siaga berani mengambil sebuah keputusan.

C. Tri Satya

Dalam bahasa Sansekerta ‘Tri’ berarti tiga dan ‘Satya’ berarti kesetiaan, jadi Tri Satya adalah tiga janji sebagai bentuk kesetiaan yang harus dilakukan oleh anggota pramuka. Berikut adalah isi Tri Satya:

1. Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila

2. Menolong sesama makhluk hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat

3. Menepati Dasa Dharma.

D. Dasa Dharma

Dasa Dharma dalam bahasa Sansekerta memiliki dua arti, arti ‘Dasa’ adalah sepuluh dan ‘Dharma’ adalah kewajiban. Oleh karena itu, Dasa Dharma adalah sepuluh kewajiban seorang pramuka yang perlu ditanamkan. Berikut adalah isi Dasa Dharma:

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

3. Patriot yang sopan dan ksatria

4. Patuh dan suka bermusyawarah

5. Rela menolong dan tabah

6. Rajin, terampil, dan gembira

7. Hemat, cermat, dan bersahaja

8. Disiplin, berani, dan setia

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.


Lambang Gerakan Pramuka Indonesia dan Dunia beserta sejarahnya.

Lambang Gerakan Pramuka Indonesia dan Dunia beserta sejarahnya.

1. Gerakan Pramuka Indonesia memiliki Lambang yang Unik, yaitu sebuah Tunas Kelapa. Sosok di balik lambang tunas kelapa adalah Soenardjo Admodipuro, yang merupakan petinggi Departemen Pertanian sekaligus tokoh pramuka pada 1961. Lambang ini pertama kali digunakan pada 14 Agustus 1961, saat Presiden Soekarno menganugerahi Panji Kepramukaan kepada

Gerakan Pramuka lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 tahun 1961. Mulai saat itulah, tunas kelapa ditetapkan sebagai lambang dari Gerakan Pramuka Indonesia. Setelah itu, lambang tunas kelapa ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972. Lambang Gerakan Pramuka merupakan sebuah tanda pengenal organisasi yang sifatnya tetap.

2. Pembentukan kegiatan pramuka sedunia tidak lepas dari pembuatan lambang pramuka itu sendiri.

Dikutip dari buku Panduan Wajib Pramuka Superlengkap yang ditulis oleh Jaenudin & Tini (2016:107), lambang pramuka atau yang disebut dengan The World Organization of the Movement (WOSM) dibentuk pada tahun 1907 oleh Baden-Powell ketika mengadakan perkemahan di pulau Brown-Sea. Pada saat itu Baden-Powell memberikan semangat kepada pesertanya dengan membarikan lencana kepada seluruh peserta yang hadir. Hingga hari ini lambang pramuka masih dipakai untuk memberi semangat. Dikutip dari Buku Panduan Pramuka Siaga yang ditulis oleh Agus & Budi (2015:24), adapun tiga sifat atau ciri khas yang digambarkan dalam lambang tersebut ialah:

a. Nasional, Suatu organisasi yang menyelenggarakan pramuka di suatu negara harus menyesuaikan pendidikan yang diberikan dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara

b. Internasional, Organisasi pramuka di negara manapun harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan sesama manusia tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku, dan bangsa

c. Universal, Kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja. Melalui lambang pramuka ini, setiap anggota pramuka diharapkan dapat mengamalkan dan mempraktekkan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya.


UPACARA DALAM GERAKAN PRAMUKA

 UPACARA DALAM GERAKAN PRAMUKA

Macam-macam Upacara dalam Siaga, Penggalang dan Penegak

       a.      Macam Upacara dalam siaga:

1.     Upacara Pembukaan Latihan
2.     Upacara Penutupan Latihan
3.     Upacara Pelantikan
4.     Upacara Kenaikan
5.     Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
6.     Upacara Pindah ke Golongan Penggalang.

       b.     Macam Upacara dalam Penggalang:

1.   Upacara Pembukaan Latihan
2.     Upacara Penutupan Latihan
3.     Upacara Pelantikan
4.     Upacara Kenaikan Tingkat
5.     Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
6.     Upacara Pindah ke Golongan Pramuka Penegak.

       c.      Macam Upacara dalam Penegak:

1.     Upacara Pembukaan Latihan
2.     Upacara Penutupan Latihan
3.     Upacara Penerimaan Tamu
4.     Upacara Penerimaan Calon
5.     Upacara Pelantikan
6.     Upacara Kenaikan Tingkat
7.     Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
8.     Upacara Pindah ke Golongan ke Racana Pandega.


TATA UPACARA UNTUK PRAMUKA SIAGA

  TATA UPACARA UNTUK PRAMUKA SIAGA


Upacara Pembukaan Latihan Perindukan Siaga:

  1. Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan anggota
  2. Memilih barung terbaik untuk memimpin upacara
  3. Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacara
  4. Pemimpin Upacara memanggil anggota perindukan, untuk membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera
  5. Pembina Upacara (Pembina Siaga) dijemput oleh Pemimpin Upacara dan mengambil tempat di tengah lingkaran menghadap bendera dan pintu upacara
  6. Para Pembantu Pembina Siaga masuk lingkaran upacara
  7. Pemimpin Upacara mengambil bendera untuk dikibarkan
  8. Pada waktu bendera sampai dipintu upacara, semua anggota perindukan   memberi hormat hingga selesai
  9.  Pembina Upacara (Pembina Siaga) membaca Pancasila ditirukan oleh semua anggota
  10. Pemimpin Upacara membaca Dwidarma diikuti oleh semua anggota perindukan
  11. Pemimpin Upacara kembali ke barungnya
  12. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengumumkan hal-hal yang perlu diketahui oleh anggota perindukan
  13.  Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengucapkan doa yang diikuti oleh anggota perindukan
  14. Barisan dibubarkan, anggota perindukan minta diri kepada para Pembina dengan bersalaman.

 Upacara Penutupan Latihan Perindukan Siaga:

  1. Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacara
  2. Pemimpin Upacara memanggil anggota perindukan, untuk membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera
  3. Pembina Upacara (Pembina Siaga) dijemput oleh Pemimpin Upacara dan mengambil tempat di tengah lingkaran menghadap bendera dan pintu upacara
  4. Para Pembantu Pembina Siaga masuk lingkaran upacara
  5. Pemimpin Upacara mengambil tempat di dekat bendera menghadap Pembina Siaga
  6. Pemimpin Upacara memberi hormat kepada Sang Merah Putih, kemudian membawanya keluar tempat upacara (tidak balik kanan)
  7. Pada waktu Sang Merah Putih dibawa keluar, semua anggota perindukan memberi hormat sampai ke pintu upacara
  8. Pemimpin Upacara menggulung dan meletakkan bendera di tempat yang ditentukan, kemudian kembali ke barungnya
  9. Pengumuman dan pesan Pembina Upacara (Pembina Siaga)
  10. Pembina Upacara (Pembina Siaga) mengucapkan doa yang diikuti oleh anggota perindukan
  11. Barisan dibubarkan, anggota perindukan minta diri kepada para Pembina dengan bersalaman.

 Upacara Pelantikan Calon Siaga menjadi Siaga Mula:

  1. Calon Anggota Siaga yang akan dilantik diantar oleh Pemimpin Barungnya
  2. Para Siaga yang sudah dilantik maju satu langkah
  3. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum Siaga Mula antara Pembina Siaga dan calon Siaga
  4. Ucapan janji Dwisatya dituntun Pembina dengan memegang Sang Merah Putih di tiang bendera bersama perindukan yang telah dilantik memberi hormat
  5. Penyematan tanda-tanda diiringi nasehat pembina
  6. Penghormatan kepada Siaga yang baru dilantik dilanjutkan pemberian selamat, kemudian kembali ke tempat masing-masing
  7.  Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan
  8. Pemimpin barung menjemput anggotanya yang telah dilantik
  9. Barisan dibubarkan
  10. Pelantikan sebaiknya diadakan pada hari latihan biasa dan dilaksanakan sesudah upacara pembukaan latihan.

 Upacara Kenaikan Tingkat dari Siaga Mula ke Siaga Bantu atau dari Siaga Bantu ke Siaga Tata:

  1. Siaga yang akan naik tingkat mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Siaga
  2. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah dipenuhi
  3. Pada ucapan janji Dwisatya dengan cara seperti pada pelantikan anggota yang telah dilantik menghormat
  4. Pelepasan tanda kecakapan umum yang lama dan penyematan tanda kecakapan umum yang baru, diiringi nasehat pembina
  5. Penghormatan kepada Siaga yang baru naik tingkat dilanjutkan pemberian selamat, dipimpin oleh Pemimpin Barung Utama (Sulung), kemudian kembali ke tempat masing-masing
  6. Siaga yang naik tingkat kembali ke barungnya
  7. Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan
  8. Barisan dibubarkan diteruskan dengan kegiatan acara latihan.

 Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Siaga:

  1. Siaga yang akan menerima tanda kecakapan khusus mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Siaga
  2. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus antara Pembina dengan Siaga yang akan menerima tanda kecakapan khusus
  3. Penyematan tanda kecakapan khusus oleh Pembina diiringi nasehat secukupnya dan pemberian surat keterangan
  4. Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti anggota perindukan
  5. Anggota perindukan memberikan ucapan selamat, kemudian kembali ke barung masing-masing diteruskan dengan acara latihan.

MACAM DAN TATA UPACARA DALAM PRAMUKA PENGGALANG

 MACAM DAN TATA UPACARA DALAM PRAMUKA PENGGALANG

 Upacara Pindah ke Golongan Penggalang:

  1. Di Perindukan Siaga, dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan
  2. Pramuka Siaga yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapan dengan Pembina
  3. Penjelasan Pembina bahwa Pramuka Siaga pindah ke golongan Pramuka Penggalang bukan karena kecakapannya tetapi karena usianya
  4. Pesan Pembina kepada anggota perindukan yang akan pindah
  5. Pramuka Siaga yang akan pindah minta diri kepada teman seperindukan
  6. Pembina mengantar Siaga yang akan pindah ke Pasukan Penggalang yang sudah disiapkan sebelumnya.

Di Pasukan Penggalang dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan:

  1. Penyerahan Siaga dari Pembina Siaga kepada Pembina Penggalang
  2. Penerimaan anggota baru oleh Pembina Penggalang, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di pasukan tersebut
  3. Pembina Siaga kembali ke perindukannya untuk meneruskan acara latihan
  4. Anggota baru diperkenalkan kepada semua anggota pasukan, kemudian diserahkan kepada regu yang sudah siap menerimanya
  5. Ucapan selamat datang dari semua anggota pasukan dilanjutkan dengan acara latihan.
  6. Tata Upacara dalam Pramuka Penggalang


Jalannya upacara pembukaan latihan pasukan penggalang sebagai berikut:

  1. Pemeriksaan kebersihan dan kerapian anggota oleh pratama
  2. Regu petugas menyiapkan perlengkapan upacara
  3. Pratama mengumpulkan anggotanya untuk membentuk angkare di hadapan tiang bendera
  4. Pratama mengecek petugas-petugas upacara. Sesudah selesai lalu menjemput pembina penggalang
  5. Pembina upacara (pembina penggalang) mengambil tempat di hadapan pasukan, para pembantu pembina berada di belakang pembina upacara (pembina penggalang) dalam bentuk bersaf
  6. Sesudah memimpi penghormatan, pratama menyerahkan pasukan penggalang kepada pembina upacara (pembina pengggalang) kemudian kembali ke regunya
  7. Pengibaran Sang Merah Putih
  8. Pembina upacara (pembina penggalang) pembaca pancasila ditirukan oleh anggota pasukan
  9. Pembaca Dasa Darma
  10. Kata pengantar pembina upacara (pembina penggalang) tentang tema latihan dan sebagainya
  11. Pembina upacara (pembina penggalang) memimpin doa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing
  12. Pasukan di serahkan ke pada pratama untuk melanjutkan acara
  13. Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada pembina upacara pembina penggalang
  14. Pembina upacara (pembina penggalang) mengucapkan terima kasih kepada pembantu pembina kemudian siap melaksanakkan latihan.

Tata Upacara Penutupan Latihan Pasukan Penggalang adalah sebagai berikut:

  1. Pemeriksaan kebersihan dan kerapian anggota oleh pratama
  2. Regu petugas menyiapkan perlengkapan upacara
  3. Pertama memanggil anggota pasukan untuk membentuk formasi angkare menghadap tiang bendera
  4. Pembina penggalang dijemput pertama kemudian mengambil tempat dihadapan pasukan diikuti oleh para pembantu Pembina
  5. Sesudah memimpin penghormatan pertama menyerahkan pasukan kepada pembina upacara kemudian kembali keregunya
  6. Petugas bendera menurunkan sang Merah Putih untuk disimpan. Pembina upacara memimpin penghormatan
  7. Pengumuman tentang regu petugas upacara untuk latihan yang akan datang. Dilanjutkan penyerahan pasukan kepada pratama
  8. Pembina memimpin doa
  9. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan Pasukan kepada pembina kemudian membubarkan barisan
  10. Pembina penggalang mengucapkan terima kasih kepada para pembantu pembina kemudian dibubarkan.

Tata Upacara Pelantikan Calon Penggalang menjadi Penggalang dilaksanakan sebagai berikut:

  1. Setelah acara berdoa calon penggalang yang dilantik di antar oleh pemimpin regunya kehadapan pembina penggalang kemudian pengantar kembali ke regunya
  2. Penggalang yang sudah dilantik maju satu langkah
  3. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus antara pembina dan calon yang akan dilantik
  4. Calon yang akan dilantik berdoa diikuti oleh anggota pasukan dipimpin oleh Pembina
  5. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan dari pembina penggalang. Waktu sang Merah Putih masuk ke tempat upacara, pratama memimpin penghormatan
  6. Calon secara suka rela mengucapkan janji Tri Satya dengan tangan kanan memegang ujung sang Merah Putih di tempelkan didada kiri tepat dengan jantung, Pada waktu ucapan janji anggota pasukan hormat dipimpin oleh pratama
  7. Penyematan tanda-tanda disertai nasehat dari pembina penggalang
  8. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada penggalang yang baru di lantik di teruskan pemberian ucapan selamat dari anggota pasukan
  9. Pembina regu menjemput anggotanya yang baru dilantik
  10. Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan
  11. Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina Penggalang.

Tata Upacara Kenaikan Tingkat dari Penggalang Ramu ke Penggalag Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Terap diatur sebagai berikut:

  1. Dilakukan serangkai dengan Upacara Pembukaan Latihan
  2. Penggalang yang akan naik tingkat mengambil tempat berhadapan dengan Pembina
  3. Penggalang Rakit dan atau Penggalang Terap maju satu langkah
  4. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan, antara Pembina dan penggalang yang akan naik tingkat
  5. Petugas bendera membawa Sang Merah Putih ke sebelah kanan depan Pembina Penggalang. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat Upacara, penghormatan dipimpin oleh pratama.
  6. Penggalang yang akan naik tingkat mengulang ucapan janji Trisatya dipimpin Pembina Penggalang (Pada waktu Tri satya diucapkan, anggota pasukan memberi hormat dipimpin oleh Pratama atau Petugas)
  7. Pelepasan tanda kecakapan umum lama dan penyamatan tanda kecakapan baru
  8. Penghormatan pasukan kepada yang baru naik tingkat dipimpin Pratama atau petugas, dilanjutkan pemberian selamat dari anggota pasukan, kemudian kembali ke tempat masing-masing termasuk Penggalang yang naik tingkat
  9. Pembina Penggalang memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
  10. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan
  11. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada Pembina Upacara (Pembina Penggalang) kemudian membubarkan barisan
  12. Pembina mengucapkan terima kasih kepada para pembantu pembina diteruskan dengan acara latihan.

Kepada Penggalang yang telah Memenuhi Syarat Kecakapan Khusus dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan degan cara sebagai berikut:

  1. Penggalang yang akan menerima tanda kecakapan khusus mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Upacara (Pembina Penggalang)
  2. Para penggalang yang telah memiliki tanda kecakapan khusus maju satu langkah
  3. Tanya Jawab tentang syarat-syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi antara Pembina dan Penggalang yang akan menerima tanda itu
  4. Penyamatan tanda kecakapan khusus oleh Pembina Upacara (Pembina Penggalang) disertai nasehat seperlunya dan pemberian surat keterangan
  5. Pratama atau petugas memimpin penghormatan kepada Penggalang yang menerima tanda kecakapan khusus, dilanjutkan dengan pemberian selamat oleh anggota pasukan, kemudian semua kembali ke tempat
  6. Pembina Upacara (Pembina Pengalang) menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara
  7. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada Pembina Upacara (Pembina Upacara mengucapkan terima kasih kepada para pembantu pembina dilanjutkan dengan acara latihan,Pratama membubarkan pasukan.)


MACAM DAN TATA UPACARA PRAMUKA PENEGAK

  MACAM DAN TATA UPACARA PRAMUKA PENEGAK


Bagi Penggalang yang telah Berumur 16 Tahun dan harus dipindahkan ke Golongan Pramuka Penegak dengan cara sebagai berikut:

  1. Dilaksanakan dalam rangka Upacara Pembukaan Latihan Pasukan Penggalang dan Upacara Pembukaan Latihan Penegak
  2. Penggalang yang akan pindah golongan mengambil tempat menghadap Pembina Upacara (Pembina Penggalang)
  3. Nasehat dan Penjelasan Pembina Upacara (Pembina Penggalang) bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usia dan perkembangan jiwanya
  4. Penggalang yang akan pindah golongan undur diri kepada anggota pasukannya
  5. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengantar penggalang yang bersangkutan ke Ambalan Penegak
  6. Serah terima anggota antara Pembina Penggalang dan Pembina Penegak
  7. Pembina Penggalang kembali ke pasukan untuk melanjutkan acara latihannya
  8. Acara peneriamaan di Ambalan disesuaikan dengan adat yang berlaku ambalan itu
  9. Anggota baru diserahkan kepada sangga yang akan menerimanya
  10. Pembina Penegak menyerahkan kembali Ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara latihannya.

Tata Upacara dalam Penegak

Upacara Pembukaan Latihan Ambalan Penegak:

  1. Pemeriksaan Kerapian anggota ambalan oleh Pradana
  2. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
  3. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bershaf
  4. Laporan Pemimpin Sangga kepada Pradana
  5. Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga
  6. Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan
  7. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para pemimpin Sangga
  8. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku
  9. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya
  10. Pembacaan Dasa Darma oleh petugas
  11. Pembina Penegak  atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh anggota ambalan
  12. Pengumuman dari Pradana/Pembina
  13. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
  14. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.

Upacara Penutupan Latihan Ambalan Penegak:

  1. Pemeriksaan Kerapian anggota ambalan oleh Pradana
  2. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bershaf
  3. Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan
  4. Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga
  5. Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah kanan barisan
  6. Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat ambalan yang berlaku
  7. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan
  8. Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas
  9. Pengumuman tentang Sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain- lain
  10. Pradana memimpin doa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing
  11. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak
  12. Pradana membubarkan barisan.

Upacara Penerimaan Tamu:

  1. Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau Pembina. Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan
  2. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan ambalan
  3. Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.

Upacara Penerimaan Calon Penegak:

  1. Pradana mengumpulkan anggota ambalan
  2. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan
  3. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan
  4. Pengantar kata dari Pradana atau Pembina
  5. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak
  6. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat
  7. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon
  8. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan
  9. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.

Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara:

  1. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
  2. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri ke hadapan Pembina Penegak
  3. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri mengenai watak dan kecakapan calon
  4. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya
  5. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota ambalan hormat dipimpin oleh Pradana/Petugas
  6. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon
  7. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
  8. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya
  9. Ucapan   janji   Trisatya   dituntun    oleh    Pembina    Penegak,    dengan jalan memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya. Kemudian disusul dengan penyematan Tanda Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri
  10. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik
  11. Ucapan selamat dari anggota ambalan
  12. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai dilantik untuk kembali ke sangganya.

Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana:

  1. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan
  2. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak
  3. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang bersangkutan
  4. Para pendamping kembali ketempat
  5. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan Penegak Bantara yang akan naik tingkat
  6. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan hormat dipimpin Pradana atau petugas
  7. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan
  8. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya
  9. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan
  10. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Tri Satya dituntun Pembina   memegang   ujung   Sang   Merah   Putih   dengan   tangan kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya
  11. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing
  12. Ucapan selamat dari anggota ambalan
  13. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara.

Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Penegak:

  1. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina
  2. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi
  3. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina
  4. Ucapan selamat dari anggota ambalan
  5. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara.

Upacara Pindah Golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega:

  1. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil ke hadapan Pembina Penegak
  2. Penjelasan Pembina bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usianya
  3. Penegak yang akan pindah undur diri kepada anggota ambalan
  4. Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada Pembina Racana Pandega
  5. Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat racana yang berlaku.


SEJARAH PANCASILA

SEJARAH PANCASILA Bermula dari kekalahan Jepang pada perang pasifik, mereka kemudian berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan...